hindari lima kesalahan umum dalam pemasaran kasus penuh
Saat ini, dunia pemasaran semakin menuntut para pengusaha untuk mengetahui kekuatan dan kelemahannya. Dengan marketer yang semakin intens, konsumen yang semakin cerminan, dan algoritma sains yang semakin advanced, setiap usaha harus memastikan bahwa strateginya benar-benar menonjol. Namun, tidak jarang juga terjadi kesalahan yang umum di lakukan oleh pengusaha, yang bisa menyebabkan kegagalan atau kesalahan arah bisnis.
Seringkali, kita mendengar bahwa "lima kesalahan umum dalam pemasaran" adalah topik yang penting untuk dipelajari. Kali ini, kita akan membahas lima kesalahan umum tersebut dalam konteks "pemasaran kasus penuh", yaitu suatu model pemasaran yang mencakup semua aspek dari segi strategis hingga operasional.
1. Kesalahan Pertama: Tidak Memahami Sebenarnya
Seringkali, pengusaha menebar pada strategi tanpa mengerti sebenarnya. Apakah tujuan mereka jelas? Apakah strateginya sesuai dengan target market? Kebanyakan usaha pertama kali menebar pada "something works" tanpa tahu mengapa."
Bila Anda berpikir bahwa "tujuan" hanya adalah "mendapatkan pendapatan", itu terlalu terbatas. Dalam pemasaran kasus penuh, tujuan harus lebih luas – mencakup peningkatan kualitas life konsumen, membangun relasi dengan mereka, dan membuat marketer diri sebagai solusi unik.
Saya pernah melihat suatu usaha yang menggunakan social media untuk mengejar traffic tanpa fokus pada convert. Ini adalah salah satu contoh dari kesalahan pertama – tidak memahami sebenarnya.
2. Kesalahan Kedua: Menyebarkan Tanpa Pemahaman
Seringkali, pengusaha merasa bahwa semakin banyak distribusi semakin baik. Mereka mungkin meresmikan ribuan distribusi di berbagai tempat Distributor tanpa mempertimbangkan apakah itu sesuai dengan permintaan konsumen.
Suatu produk mungkin tidak cocok untuk semua area geografis atau demografi. Tanpa mengetahui target mana yang seharusnya mendapat konsentrasi utama, pengusaha mungkin meresmikan distribusi secara lebar-luas.
Kesalahan ini sering dijumpai di negara seperti Indonesia, di mana kebutuhan konsumen bervariasi secara signifikan antara daerah kota dan desa, serta antara berbagai latar belakang sosial ekonomi.
3. Kesalahan Ketiga: Menyimpulkan Tanpa Buktinya
Seringkali, pengusaha membuat keputusan berdasarkan data yang tidak lengkap atau tidak relevan. Ini bisa menyebabkan mereka membuat rencana yang salah arah.
Bila Anda menggunakan alat analisis sederhana saja tanpa memastikan bahwa data tersebut representatif dan terupdate, Anda mungkin membuat kesimpulan yang salah.
Dalam konteks pemasaran kasus penuh, penting untuk memastikan bahwa semua data yang digunakan sudah melalui proses pengecekan dan validasi terlebih dahulu.
4. Kesalahan Keempat: Tidak Memperhatikan Konkurrensi
Seringkali, pengusaha merasa bahwa karena ada konkurrensi di pasaran jadi perlu menyerupainya atau melebihi mereka. Namun, seringkali itu tidak perlu atau bahkan merugikan diri sendiri.
Konsep "copy the winner" mungkin bekerja di situ tertentu, tetapi tidak selalu berlaku di seluruh pasaran. Penting untuk memahami kebutuhan konsumen dan bagaimana cara merevisi diri untuk membedakan diri sendiri.
5. Kesalahan Kelima: Tidak Memperhatikan Konsumen
Seringkali, pengusaha membuat strategi berdasarkan anggapan bahwa konsumen hanya butuh sesuatu karena "ini itu bagian dari plan". Namun, tidak semua usaha berhasil karena tidak memperhatikan kebutuhan konsumen sebenarnya.
Konsep "one-size-fits-all" mungkin bekerja di situ tertentu tetapi tidak selalu sesuai dengan permintaan konsumen riil.
Penutup
Dengan demikian, hindari lima kesalahan umum tersebut adalah kunci untuk berhasil dalam pemasaran kasus penuh. Pastikan untuk memahami tujuan Anda secara jelas, fokus pada solusi unik untuk konsumen, dan selalu memverifikasi setiap keputusan Anda dengan data yang real dan relevan.